beritabernas.com – Pengamat Multimedia & Telematika KRMT Roy Suryo menanggapi sebuah iklan yang ditayangkan di televisi swasta berjudul Semua Suka Susu & Makan Siang Gratis. Iklan yang ditengarai curi start kampanye itu berujung dilaporkan ke Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu).
Menurut Roy Suryo, iklan tersebut sekilas memang menshooting “anak-anak” dalam tayangannya, sehingga dimaklumi kalau ada yang menganggap bahwa hal itu melanggar UU yang mengatur bahwa anak-anak dilarang digunakan dalam materi iklan kampanye.
Roy Suryo menilai secara obyektif, iklan tersebut memang lucu, menggemaskan dan kreatif, karena dibuat menggunakan animasi untuk memvisualisasikan tokoh-tokohnya, meski ada 2 wajah yang sangat (di) mirip (kan) di dalamnya, karena merupakan wajah dari paslon yang ikut berkontestasi dalam Pilpres 2024.
Bahkan di tayangan akhir ditampilkan nama jelas dari 2 orang tersebut (capres-cawapres) & nama koalisi serta “sosok lucu & menggemaskan” yang menjadi ikon capres dari paslon tersebut menggunakan seragam SD (Sekolah Dasar) alias Merah Putih.
“Saya sudah bukan lagi anggota partai politik, meski dulu sempat menduduki jabatan Kepala Departemen Kominfo kemudian Anggota Dewan Kehormatan dan terakhir Wakil Ketua Umum di sebuah partai, namun pada tahun 2020 lalu sudah mengundurkan diri secara terhormat dan bersurat (catatan: bukan minggat atau dipecat) dari partai tersebit. Jadi tulisan ini murni sebagai pandangan saya selaku pemerhati Telematika & Multimedia,” kata Roy Suryo kepada beritabernas.com, Rabu 23 November 2023.
BACA JUGA:
- Mahasiswa UII Berhasil Menciptakan Alat Pencegahan untuk Miopia dan Hipermetropia
- Kuliah Umum di UWH Semarang, Telemedicine Merupakan Inovasi Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Menurut Roy Suryo, meski pesimisme yang sangat kuat terhadap Bawaslu tergambar dari banyaknya komentar di akun X-space @KRMTRoySuryo1, namun sayangnya alasan yang sempat dikemukakan oleh jubir Paslon tersebut dimana dia menggunakan istilah AI (Artificial Intelligence) adalah salah kaprah dan justru menggelikan (untuk tidak mengatakan memalukan).
Bagaimana tidak? menurut Roy Suryo, seharusnya yang dimaksud teknologi yang digunakan dalam pembuatan iklan berdurasi 30–detik yang dilaporkan itu adalah Animasi, bukan AI, meski sama-sama berawalan A dan berakhiran I).
Karena definisi AI (Artificial Intelligence) adalah sistem kecerdasan buatan, yang dilakukan oleh mesin/komputer untuk “bisa berpikir sendiri seperti manusia” dengan Algoritma tertentu. Misalnya, komputer DeepBlue yang pernah ditandingkan melawan pecatur dunia asal Rusia beberapa waktu silam yang bisa “menggunakan otak buatan” & “berpikir layaknya manusia”. Secara teknis juga ada 2 jenis AI yakni Strong & Weak AI, sesuai tingkat kerumitannya.
Jadi, menurut Roy Suryo, kalau melihat pembuatan iklan Paslon tersebut jelas-jelas hanya Animasi, bukan AI. Karena iklan tersebut jelas-jelas masih diprogram, digambar atau bahkan dipotret dan discan oleh manusia. Artinya karakter-karakter orang-orangnya bisa dengan cara digambar atau dari foto asli dibuat wireframenya kemudian dimodeling menjadi tokoh tertentu seperti pada bagian akhir tayangan yang mengambil sosok “lucu & menggemaskan”.
Bahkan sebelumnya ada visual 2 sosok yang sangat mirip dengan orang aslinya sebagai salah satu Paslon yang berkontestasi pada Pemilu 2024. Dengan demikian, kalau memang belum (tidak) paham istilah AI (Artificial Intelligence) tersebut sebaiknya jangan sok paham, mending gunakan saja istilah yang umum, misalnya “itu hanya menggunakan komputer, bukan anak-anak langsung” akan lebih bijak daripada salah istilah seperti kemarin.
“Kreatif sih, hanya kurang pas alasannya. Untung-menurut sebagian besar netizen-Bawaslu juga diragukan akan bisa menindaknya,” kata Roy Suryo. (lip)
There is no ads to display, Please add some