API DIY Dipercaya jadi Tuan Rumah ITMF Annual Conference & IAF World Fashion Convention 2025

beritabernas.com – Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) DIY dipercaya menjadi tuan rumah perhelatan internasional bertajuk ITMF Annual Conference & IAF World Fashion Convention 2025 yang berlangsung di Yogyakarta selama dua hari, yakni pada 24-25 Oktobe 2025.

Yogyakarta dipilih sebagai tempat penyelenggaraan agenda internasional, ITMF Annual Conference & IAF World Fashion Convention 202, yang dihadiri sekitar 350 tamu, yang terdir dari 268 tamu mancanegara dan 89 tamu dari dalam negeri, karena dinilai memiliki kekuatan kekayaan warisan seni, kerajinan, dan kreativitasnya.

Selain itu, Yogyakarta juga dikenal memiliki esensi industri tekstil dan fashion yang mempertemukan tradisi dengan inovasi. DIY juga dikenal sebagai pusat produsen tekstil dan garmen yang maju berkembang, sehingga perlu mendapatkan perhatian dari pemangku kepentingan.

Menurut Danang Girindrawardana, Sekretaris Jenderal API, event Internasional ITMF dan IAF di Yogyakarta ini adalah tantangan persaingan dan kolaborasi kepentingan antar negara dalam menjaga keberlangsungan industri tekstil dan fashion. Negara-negara saat ini tidak berdiri sendiri, tetapi menjadi bagian dari mata rantai produksi tekstil dan fashion. Maka, saat ini di Yogyakarta menjadi ajang pembuktian kolaborasi antar negara produsen tekstil dan fashion.

Salah satu yang menarik dari acara konferensi internasional ini adalah bagaimana menyatukan nilai-nilai budaya lokal di sektor tekstil dan fashion agar sejajar dengan perkembangan tehnologi dan kompetisi internasional. Tentu ini bukan hal yang mudah. Persaingan produk produk tekstil dan fashion tidak lagi dalam negeri tetapi juga dengan produk produk negara lain yang mengalir deras ke dalam negeri.

Dari kiri ke kanan: Danang Girindrawardana, Timothy Apriyanto, Suyatman Nainggolan dan Robby Kusumaharta. Foto: Dok API

Dikatakan, dunia tekstil dan garmen di Indonesia sedang menghadapi berbagai tantangan terkait dengan perkembangan global supply chain, ketegangan Trump war terkait tarif ekspor ke US dan masalah masalah keberlangsungan industri padat karya dalam negeri. Tantangan ini juga terjadi di dunia internasional.

Dikatakan, kapasitas ekspor tekstil dan garment Indonesia cukup besar, dengan nilai ekspor tekstil dan pakaian jadi mencapai US$2,95 miliar pada triwulan I-2024 dan bertumbuh lambat di triwulan pertama 2025. Ekspor tekstil dan pakaian ke negara-negara Timur Tengah juga menunjukkan pertumbuhan signifikan, dengan nilai ekspor mencapai US$753 juta atau sekitar 5,4% dari total ekspor TPT nasional.

Danang mengaku DIY memiliki kinerja ekspor yang positif. Release BPS menunjukkan pada Februari 2025 mencapai US$47,41 juta atau naik 9,21 persen dibanding Januari 2025. Dibanding Februari 2024, nilai ekspor naik sebesar 17,50 persen. Ekspor Februari 2025 terbesar adalah ke Amerika Serikat sebesar US$18,50 juta, disusul Jerman sebesar US$6,58 juta, dan Jepang sebesar US$4,75 juta. Kontribusi ketiganya mencapai 62,92 persen.

Sementara ekspor ke Uni Eropa sebesar US$12,98 juta dan ASEAN sebesar US$1,35 juta. Barang-barang rajutan (fashion garmen) merupakan komoditas yang mengalami kenaikan terbesar pada Februari 2025 dibanding Januari 2025 sebesar US$4,33 juta.

Sementara Wakil Ketua API DIY Timothy Apriyanto menyampaikan perkembangan industri tekstil dan garmen di Indonesia musti diimbangi dengan visi menjaga keluhuran budaya sehingga nantinya tetap mampu berjalan seiring dengan perkembangan tehnologi dan kompetisi di dunia internasional.

Timothy Apriyanto menambahkan bahwa anggota API DIY juga siap bersaing di tingkat internasional, dengan semua dukungan dari pelaku industri tekstil dan fashion DIY. ”Karena para pelaku industri tekstil dan fashion di DIY ini unik, kreatifitas SDM pelaku industri disini adalah soko guru keberhasilan, bukan hanya sekedar implementasi tehnologi,” kata Timothy.

Baca juga:

Pada Kamis 23 Oktober 202 malam, digelar acara welcome dinner bersama Gubernur DIY Sri Sultan HB X yang dihadiri seluruh tamu ITMF IAF. Gubernur DIY direncanakan hadir menyambut seluruh tamu dari manca negara dan Indonesia di Royal Ambarukmo Yogyakarta.

Konferensi internasional ini membawakan topik tentang Navigating Uncertainty and Adopting Technology Pathways to Sustainable Strength in the Textile and Apparel Industry. Panel seminar menghadirkan sekitar 20 narasumber ahli dari berbagai negara, yang akan menyampaikan berbagai topik terkait dekarbonisasi, sustainability dan inovasi, tehnologi, fiber dan cotton.

Topik topik itu dipilih, karena akan menjadi pelajaran penting bagi dunia industry tekstil dan fashion untuk mampu bertahan dari kemajuan tehnologi robotic yang cenderung meninggalkan tenaga kerja manusia, padahal, industry tekstil dan fashion dikenal sebagai industry padat karya.

“Tujuan penting dari perhelatan internasional ini adalah kesaling terkaitan dunia industri tekstil dan fashion dalam hal pembelajaran dan kolaborasi. Indonesia adalah bagian dari mata rantai tekstil dan fashion dunia. Pemahaman ini adalah kekuatan industri dari padat karya yang perlu kita jaga keberlangsungannya,” kata Timothy Apriyanto. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *