Berkat Usaha Memberdayakan Anak Muda di Desa, Hardika Raih Penghargaan TOYP 2022

beritabernas.com – Usaha Hardika Dwi Hermawan SPd M.Sc.ITE (30), putra asal Desa Cipaku, Kecamatan Mrebet, Purbalingga memberdayakan anak muda di desa diapresiasi berbagai pihak. Pemuda desa kelahiran 21 Agustus 1992 ini meraih penghargaan Ten Outstanding Young Person (TOYP) in Indonesia 2022. Ia menjadi pemenang kategori Voluntary Leadership atau Kepemimpinan Kemanusiaan dan Voluntarism.

Kepada media di Purbalingga, Rabu 12 Oktober 2022, Hardika Dwi Hermawan mengaku mendapatkan penghargaan TOYP kategori Kepemimpinan Kemanusiaan dan Voluntarism (Voluntary Leadership) karena TOYP memilih mereka yang memiliki pengaruh dan dampak sesuai bidangnya.

Karena dedikasi dan integritas terhadap isu anak muda, kemanusiaan dan kesukarelawanan bagi pengembangan desa mengantarkan Hardika meraih penghargaan itu.

Penganugerahan 10 pemuda luar biasa Indonesia (TOYP) tahun 2022 digelar di Hotel Royal Ambarukmo, Sabtu (8/10/2022) lalu. Selain Hardika, 9 penerima penghargaan lainnya yakni M Arief Rosyid Hasan, Faldo Maldini, Tyovan Ari Widadgo, Mila Rosinta, Ashab Alkahfi, Khairany Soraya Punasharry, Rico Tedyono, Danies Oscar Baskoro dan Abdul Mughny.

Baca juga:

Pada malam penganugerahan itu, Junior Chamber Internasional (JCI) memilih 10 anak muda berprestasi berusia di bawah 40 tahun. Mereka merupakan anak-anak muda yang menjalankan misi dengan cara luar biasa. Penghargaan ini dberikan untuk mengangkat status pemimpin yang bertanggungjawab secara sosial di dunia.

Acara yang digelar oleh JCI itu merupakan acara tahunan. Penganugerahan ini tidak hanya di Indonesia, namun juga di negara-negara lain di dunia.

JCI merupakan organisasi nasional pemuda non-politik dan non-sektarian, bagian dari organisasi kepemudaan internasional terbesar di dunia yang berafiliasi pada PBB, Junior Chamber International. Organisasi ini merupakan komunitas internasional berusia antara 18 sampai 40 untuk menciptakan perubahan positif di seluruh dunia.

Hardika terpilih atas dedikasi dalam mengembangkan social and grassroot movements. Dengan mendirikan dan mengembangkan Desamind Indonesia Foundation (DIF) yang bergerak sebagai partner masyarakat desa dalam bidang pendidikan dan sosial (kemanusiaan, ekonomi, dan lingkungan). Yayasan ini mendorong lahirnya local heroes bagi pengembangan desa yang berkompetensi global dan berpemahaman akar rumput.

“Yayasan ini saya dirikan bersama 4 teman. Sekarang sudah menjangkau lebih dari 15 ribu masyarakat desa di seluruh Indonesia. Dan memiliki chapter-chapter di berbagai penjuru tanah air,” ujar Hardika yang kini dosen Pendidikan Teknik Informatika dan Kepala Bagian Perpustakaan & Pusat Layanan Digital UMS.

Menurut Hardika, masa depan suatu desa ada pada anak muda. Sementara saat ini banyak anak muda yang kesulitan menjadi local heroes di desanya sendiri. Inilah yang melatarbelakangi Hardika dalam menyuarakan pemuda sebagai aktivis di desa.

Baca berita lainnya:

Mantan penerima beasiswa penuh luar negeri dari Pemerintah Indonesia ini berharap bisa terus mengajak dan memberdayakan banyak anak muda untuk menjadi cahaya bagi desanya. “Jadi tidak hanya bisa menjadi aktivis di kampus, tapi juga menjadi aktivis di desa,” kata Hardika.

Melalui program-program yang dikembangkan di yayasan DIF, Hardika berharap dapat menjadi jembatan bagi banyak muda. “Agar tercipta pemimpin yang inspiratif, kontributif, berkompetensi kelas dunia dan berpemahaman akar rumput yang kuat,” harap Hardika.

DIF juga memberikan beasiswa kepada anak muda yang berasal dari desa. “Tidak hanya memberikan uang saku bulanan, namun anak muda penerima besisw tersebut wajib melaksanakan projek sosial di desa selama satu tahun penuh dengan didampingi oleh mentor dan difasilitasi kelas-kelas pengembangan baik online maupun offline berupa pelatihan kepemimpinan anak-anak muda di desa,” jelasnya.

Hardika mengungkapkan terima kasih kepada berbagai pihak atas diraihnya penghargaan ini, terutama kepada oran tua dan keluarganya yang telah berjasa luar biasa. “Saya juga berterima kasih kepada Yayasan DIF, UMS dan seluruh masyarakat yang telah mendukung kiprah kami,” ujarnya.

Hardika merasa bahwa penghargaan ini bukan miliknya, tapi justru menjadi milik seluruh anak muda yang berjuang untuk menjadi pemimpin bagi desa.

“Perlu kita renungkan ucapan Bung Hatta bahwa Indonesia tidak akan besar karena obor di Jakarta, namun Indonesia akan bercahaya karena lilin-lilin di desa,” kata Hardika yang terinspirasi ucapan Bung Hatta.

Beberapa tokoh dunia yang meraih penghargaan sebagai Ten Outstanding Young Person dalam usia di bawah 40 tahun adalah Jackie Chan dari Hong Kong pada 1998, Elvis Presley pada 1970, John F Kennedy pada 1946. Sedangkan tokoh nasional Indonesia yang pernah meraih penghargaan itu adalah Seto Mulyadi, Aburizal Bakrie, Nadiem Makarim dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (prasetyo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *