Disdikpora DIY dan PP PKBTS Gelar Serial Workshop Menuju Abad ke-2 Tamansiswa

beritabernas.com – Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) DIY bekerjasama dengan PP PKBTS (Pengurus Pusat Perkumpulan Keluarga Besar Tamansiswa) menggelar serial workshop Menuju Abad ke-2 Tamansiswa Berkiprah Membangun Pribadi, Bangsa dan Dunia. Kegiatan ini didukung Dana Keistimewaan (Danais) DIY.

Workshop seri pertama digelar di Hotel UNY Yogyakarta pada 11-14 Juli 2023 dengan mengangkat tema Implementasi Ajaran Tamansiswa sebagai Bagian dari Widya Saka Tunggl Pendidikn Khas Kejogjaan untuk Guru dan Entitas Sekolah. Sementara tema besar yang diusung pada Workshop Seri I ini adalah Konvergensi Pendidikan Intelektual dan Pendidikan Olah-Rasa yang Berciri Kuat dengan Kebudayaan Bangsa Sendiri Menuju Watak Tri-Kon Budaya.

Menurut Ki Andi Jayaprana, Ketua Panitia, pada Workshop I, ditargetkan diikuti 45 orang, terdiri dari 60 persenPamong-pamong/ Guru Tamansiswa dan 40 persen guru-guru di luar lingkup Tamansiswa.

Pemilihan lingkup entitas sekolah baik dari tingkat TK hingga SMA/K diharapkan mampu menjadi penambah sekolah percontohan terkait penerapan Pendidikan Khas Kejogjaan yang berciri kuat di
lingkungan Perguruan Tamansiswa sebagai bagian dari Widya Saka Tunggal PKJ.

“Target ini sengaja dipilih agar fokus dengan pola-pola pendidikan khas di lingkungan sekolah. Dalam workshop lanjutan diharapkan fokus ini akan ditambah dengan fokus kerja lingkup keluarga/ orangtua serta masyarakat (inluencer) sebagai bagian utuh dari Sistem Trisentra Pendidikan Ki Hadjar Dewantara,” kata Ki Andi Jayaprana dalam TOR workshop yang diterima beritabernas.com.

Dikatakan, Ki Hadjar Dewantara sebagai pahlawan nasional yang meletakkan dasar pendidikan nasional
kebangsaan di Indonesia menuju manusia berbudaya luhur. Bagi Ki Hadjar Dewantara, sekolah adalah tempat untuk menyemai benih-benih keluhuran budaya itu. Karena itu, ia telah menciptakan beberapa konsep dalam praktek mengajar.

BACA JUGA:

Menurut Ki Andi Jayaprana, dalam tulisan-tulisan Ki Hadjar dikenal ada 4 sistem pendidikan yakni Sistem Among, Sistem Paguron, Sistem Trisentra dan Sistem Sariswara. Keempat sistem ini merupakan satu kesatuan untuk membangun sumber daya manusia bangsa yang tidak sekadar cerdas intelektualnya namun juga berbudi pekerti luhur.

Sistem-sistem tersebut merupakan landasan serta gerak implementasi praktek pembelajaran. Sebuah template atau kerangka yang bisa diisi oleh berbagai nilai-nilai kearifan lokal di tiap daerah masing-masing.

Dalam koridor Pendidikan Khas Kejogjaan, menurut Ki Andi Jayaprana, kerangka sistem ini mampu
mempercepat serta mempertajam upaya penyerapan nilai-nilai kearifan lokal yang dikehendaki.
“Workshop ini menjadi salah satu upaya bagaimana memahamkan 4 sistem pendidikan Tamansiswa
dengan percepatan penyerapan nilai-nilai luhur khas kejogjaan menuju ciri manusia berbudaya luhur
khas Jogja,” kata Ki Andi Jayaprana.

Fokus materi dan metode penyampaian

Menurut Ki Andi Jayapra, dalam workshop pertama ini, fokus materi dan metode penyampaian adalah, pertama, pemahaman konsep dasar Pendidikan Khas Kejogjaan. Dalam sesi awal ini akan dijelaskan konsep secara umum secara mendasar terkait Pendidikan Khas Kejogjaan yang bersumber dari Dewan Pendidikan DIY.

Kedua, pemahaman umum Sistem Pendidikan Tamansiswa Konsepsi Ki Hadjar Dewantara. Konsepsi Sistem-sistem pendidikan yang digagas serta dipraktekkan oleh Ki Hadjar Dewantara di Perguruan Tamansiswa akan dipaparkan secara ringkas. Dipertajam pembagian wilayah usia pendidikan kebangsaan yang ditegaskan beliau dalam tulisannya. Hal ini diharapkan akan memunculkan kesadaran secara teknis akan pentingnya pendidikan khas kejogjaan yang merupakan dasar dari pendidikan kebangsaan cita-cita Ki Hadjar Dewantara.

Ketiga, strategi desain komunikasi visual dalam pembudayaan Pendidikan Khas Kejogjaan. Di sekolah
Pamong/ Guru akan dibekali materi terkait pentingnya pemahaman dan penguasaan akan media-
media pembelajaran visual. Pemahaman ini akan menuju pada satu ketrampilan untuk mengkreasikan berbagai metode dalam membuat kegiatan belajar mengajar yang terencana maupun spontan mampu memancing minat yang menyenangkan bagi siswa-siswi. Keterampilan penguasaan media visual menjadi salah satu kunci bagi pembudayaan Pendidikan Khas Kejogjaan yang efektif. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *