Empat Tahun Berturut-turut, Prodi Arsitektur Program Internasional FTSP UII Raih Beasiswa

beritabernas.com – Selama 4 tahun berturut-turut sejak tahun 2021, Program Studi (Prodi) Arsitektur Program Internasional Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII meraih prestasi meloloskan sejumlah mahasiswanya mendapat beasiswa yang sangat kompetitif. Bahkan tahun 2024 ini, jumlah mahasiswa penerima beasiswa tersebut meningkat dibanding 3 tahun sebelumnya.

Para mahasiswa tersebut menerima beasiswa dari Program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) dan International Credit Transfer (ICT) yang didanai pemerintah melalui Kemendikbud Ristek dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Kementerian Keuangan.

Jumlah mahasiswa penerima beasiswa untuk kedua program tersebut dari tahun ke tahun pun terus meningkat. Jika pada tahun 2021, 2022 dan 2023 total ada 10 mahasiswa yang menerima beasiswa dari program tersebut, maka pada tahun 2024 ini ada 7 mahasiswa yang mendapat beasiswa, masing-masing 4 mahasiswa menerima beasiswa dari program IISMA dan 3 mahasiswa yang menerima beasiswa untuk program ICT.

Menurut Dr.Ing Putu Ayu Pramanasari Agustiananda ST MA, Sekretaris Prodi Arsitektur Program Internasional, FTSP UII, dalam program IISMA 2024, 4 mahasiswa penerima beasiswa akan belajar selama satu semester di perguruan tinggi ternama peringkat atas dunia, seperti Humboldt University of Berlin, Jerman, National University of Singapore, Michigan State University, East Lansing USA dan Technische Universitat Dresden, Germany.

Para mahasiswa penerima beasiswa program IISMA dan ICT foto bersama Dosen Ir Hanif Budiman MT PhD (kelima dari kiri), Nihlah Ilhami SPd, Kepala Divisi Mobilitas Internasional UII (keenam dari kiri) dan Dr.Ing Putu Ayu Pramanasari Agustiananda ST MA, Sekretaris Prodi Arsitektur Program Internasional, FTSP UII (keempat dari kanan). Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Sementara 3 mahasiswa penerima beasiswa untuk program ICT tahun 2024 ini, juga belajar selama satu semester di perguruan tinggi ternama di luar negeri, seperti Universiti Kebangsaan Malaysia dan University of Pecs, Hungary.

Menurut Putu Ayu Pramanasari, IISMA dan ICT merupakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dikelola oleh Kemendikbud Ristek. Program tersebut mendanai sarjana dan kejuruan untuk melakukan mobilitas selama satu semester di perguruan tinggi dan industri terkemuka di luar negeri.

“IISMA memberikan manfaat besar bagi penerima dengan menyediakan pengalaman belajar di luar negeri, memperluas wawasan akademik dan budaya, meningkatkan kemampuan bahasa serta mengembangkan ketrampilan lunak seperti adaptasi dan komunikasi. Program ini juga membantu membangun jaringan internasional, mengurangi beban finansial dan meningkatkan daya saing di pasar kerja global,” kata Putu Ayu Pramanasari dalam acara pelepasan para mahasiswa tersebut di Ruang IRC FTSP UII, Senin 15 Juli 2024.

Sementara Nihlah Ilhami SPd, Kepala Divisi Mobilitas Internasional UII, memaparkan tentang program inbound dan outbond. Program inbound dilaksanakan dalam bentuk Learning from Mangunwijaya International Workshop dan Exhibition.

Dr.Ing Putu Ayu Pramanasari Agustiananda ST MA, Sekretaris Prodi Arsitektur Program Internasional, FTSP UII (kiri) dan Nihlah Ilhami SPd, Kepala Divisi Mobilitas Internasional UII (kanan). Foto: Humas UII

“Kegiatan ini akan diikuti 50 mahasiswa Arsitektur dibimbing oleh 12 unit masters dari berbagai perguruan tinggi dari dalam dan luar negeri,” ujar Nihlah.

Sedangkan program outbond akan dilaksanakan dalam bentuk dua kegiatan, di antaranya adalah FSMVU-UII Joint Summer Program 2024 di Istanbul, Turki pada 3-24 Agustus 2024, yang diikuti 16 mahasiswa didampingi dua orang dosen.

Kegiatan lainnya adalah SamDAQU-UII Joint Summer Program 2024 di Samarkand, Uzbekistan yang dijadwalkan berlangsung mulai 26 Oktober hingga 7 November 2024 dengan diikuti 17 mahasiswa dan seorang dosen.

Nihlah mengatakan, selama mengikuti program tersebut para mahasiswa tidak hanya belajar secara formal, tapi juga hal-hal yang informal seperti budaya kerja dan budaya belajar di negara-negara tujuan. Setiap kegiatan dicatat dan dilaporkan setelah mengikuti program tersebut.

BACA JUGA:

“Selama di negara-negara tujuan, mahasiswa tidak hanya datang ke kampus dan pulang ke kos, tapi juga harus belajar budaya kerja, budaya belajar dan kebiasaan masyarakat setempat. Semua itu nanti akan muncul dalam laporan pada akhir program. Jadi, apa saja yang ada di sana dipelajari, bukan hanya akademik,” kata Nihlah Ilhami.

Sedangkan Ir Hanif Budiman MT PhD, Ketua Prodi Sarjana Arsitektur FTSP UII, mengatakan, selama mengikuti program tersebut para mahasiswa tidak hanya belajar secara formal di bangku kuliah, tapi juga belajar budaya masyarakat setempat. Apa saja kebiasaan baik yang dilakukan warga setempat perlu dipelajari untuk kemudian dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari setelah pulang.

Dengan demikian para mahasiswa peserta program IISMA dan ICT mempunyai nilai lebih. Para mahasiswa peserta program memiliki pengalaman global dan internasional yang akan memperkuat dan memperluas wawasan yang dapat meningkatkan kepercayaan diri, kemandirian, pemikiran kritis, inovatif dan kreatif sesuai perkembangan global. (lip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *