Oleh: Ali Mansur Monesa
beritabernas.com – Bertepatan dengan hari guru nasional mari sama-sama kita langitkan pikiran dan doa secara jelas untuk melihat dengan saksama, memahami peran guru di setiap perjalanan. Sebab, sampai saat ini banyak generasi cerdas yang berkontribusi kepada bangsa dan negara, semuanya merupakan hasil jeripayah para guru dari Sabang sampai Merauke.
Dalam beberapa tahun belakangan banyak video dimana guru-guru mengalami diskriminasi dari berbagai segi, sekali lagi perlu kita sadari bahwa banyak orang ingin menggurui tetapi sangat sedikit orang yang bersunggu-sunggu ingin menjadi guru. Maka di hari khusus bagi para guru ini, mari sama-sama ucapkan terima kasih dan doakan semoga guru kita semakin baik ke depan.
Tema hari guru yang diusung oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) tahun ini adalahGuru Hebat Indonesia Kuat. Ketika melihat fenomena saat ini, mungkin tema ini mengalami defisit, sebab seorang guru sudah pasti hebat bahkan lebih dari sekadar hebat. Guru sudah pasti hebat sehingga mereka mengambil langkah sebagai pedagog, menjadi pemimpin penentu arah generasi dari usia dini, siswa-siswa di usia dini itu bukan hal yang biasa tetapi para guru kita dengan tangguh tetap konsisten.
Justru pemerintah harus mengusung tema yang memberikan harapan kepada guru untuk menjawab kesenjangan terkait kebijakan beberapa tahun ke belakang, seharusnya pemerintah hebat Indonesia kuat, menjadi jargon pemerintah. Dengan tema ini akan mengarahkan pemerintah untuk melahirkan kebijakan yang solutif, membunuh kesenjangan, menghidupkan kesejateraan, sebab banyak guru yang memiliki pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup karena keterbatasan penghasilan. Di sisi lain para guru tetap optimis, konsisten untuk tetap mendidik generasi.
Guru sebagai arsitek masa depan
Guru adalah mentor, pemandu,teman berpikir yang selalu sabar menghadapi keunikan manusia (siswa-siswi ) di berbagai usia dan tetap setia menuntun merawat serta mengarah generasi menuju cahaya (menjemput masa depan yang cerah ) ini bagian dari tujuan pendidikan, yakni mengarahkan jiwa menuju cahaya (Plato).
Guru memiliki tugas mulia yang selalu mereka jalankan di setiap zaman, namun bagaimana peran negara (pemerintah pusat & daerah ) untuk menjalankan tugas konstitusi menghargai guru merupakan perintah kostitusi. Dengan kata lain mencerdaskan kehidupan itu yang dilakukan guru-guru kita yang tetap berlangsung selama ini.
BACA JUGA:
Pendidik (guru) sebagai arsitek masa depan merancang berbagai metode dalam keadaan yang serba kurang dari sisi ekonomi hidup serta kurang sarana prasarana terutama di sekolah. Guru harus diutamakan dari sisi pembuatan kebijakan terutama kebijakan yang tidak boleh mempersulit guru- guru di negeri ini. Contoh kasus (PPPK & PPG) tugas guru mengabdi untuk mencerdaskan generasi sebagaimana tertuang dalam ( UUD 1945 ).
Guru sebagai kompas peradaban ilmu pengetahuan, maka temahari guru nasional sesuai dengan problem yang ada yaitu Guru Sejahtera Indonesia Maju.Tema ini menjanjikan masa depan sebagai solusi untuk menjawab kecemasan guru dan calon guru di republik ini, bahwa untuk memperoleh generasi yang cerdas sebagai upaya untuk penguatan SDM untuk kemajuan negara sesuai misi indonesia emas.
Berdasarkan uraian di atas maka menjadi seorang guru sangat penting untuk memahami pelajaran penting dari Arietoteles tentang kondisi potensi ideal manusia tersebut. Guru harus mampu memahami kondisi manusia dalam situasi tertentu sesuai kulturnya. Seorang guru harus memiliki kualitas ilmu yang cukup untuk memahami kondisi bertahap manusia berdasarkan usia maupun kondisi lingkungan geografi dari berbagai siswa.
Ini akan menjadi indikator penilaian dalam bertindak sebagai seorang pendidik. Selain itu guru harus menerima dan meyakini bahwa menjadi guru bukan sekadar profesi akan tetapi pilihan sebagai animal rational yang memiliki tugas kemanusiaan. Menjadi guru yang bijak adalah pengejawantahan dari sifat manusia sebagai insan kamil, sebab pendidikan sebagai sarana terbaik untuk perubahan hanya bisa tercapai melalui guru yang berusaha menjamin dirinya sebagai kohesi kompas moral teladan motivator, dinamisator menuju suatu kebijaksanaan peradaban manusia dan ilmu pengetahuan.
Sebab menjadi guru adalah keputusan batin bukan orientasi pragmatis. Motivasi menjadi guru harus berasal dari niat mengabdi keikhlasan, kasih sayang agar dapat mengolah rasa karsa dan idealisme untuk mendidik generasi yang strategi mengajar, komitmen konsisten agar tingkat kepuasan profesional guru dipengaruhi oleh motivasi mereka sebagai guru (Filsafat Guru Sebagai Upaya untuk Melahirkan Pendidik yang Inspiratif (Ali Mansur Monesa, 2024).
Maka terutama guru-guru harusnya disejaterahkan terlebih dahulu agar mereka tidak terganggu dalam menjalankan tugas sebagai pendidik, pembimbing,pengarah dan sebagai arsitek masa depan.
Para guru hakul yakin lebih profesional untuk mengabdi sebagai seorang pedagog atau arsitek masa depan. Selamat hari guru nasional. Berterima kasih kepada guru. Pesan Bung Karno kepada HOS Tjokroaminoto: Renaissance-paedagogie (mendidik untuk bangkit), mendidik supaja bangun kembali, itulah yang harus dikerjakan oleh kaum muda, itulah yang harus mereka “sistemkan” ( Bung Karno, 17 Oktober 1936). (Ali Mansur Monesa, Alumni Universiras PGRI Yogyakarta)
There is no ads to display, Please add some