beritabernas.com – Kanwil Kemenag DIY mendukung keterampilan batik sebagai ciri khas sekaligus unggulan MTsN 3 Bantul. Hal ini selaras dengan potensi madrasah yang berada di Wukirsari sebagai kawasan pengrajin batik tulis.
“Kami sangat mendukung langkah MTsN 3 Bantul menjadikan batik sebagai unggulan madrasah. Unggulan ini akan menjadi pembeda dengan madrasah lain, bisa mengangkat potensi Imogiri pada khususnya dan Kemenag pada umumnya,” terang Fahrudin.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Tim 3 Kelembagaan dan Sistem Informasi Bidang Dikmad Kanwil Kemenag DIY H Fahrudin S.Ag MA saat meninjau demonstrasi keterampilan batik di sela-sela acara Akhirusannah dan penyerahan kembali kepada siswa kelas 9, di halaman madrasah, Rabu 13 Juni 2024.
Saat melihat dari dekat aksi 4 siswa yang terdiri Adinda Galuh Putri Hermawan, Nur Ma`Rifah Islamiyati, Khafidhotus Silfa, Uswatun Khasanah, Fahrudin didampingi Staff Seksi Pendidikan Madrasah Budi Dwi Pramono S.Kom ia merasa puas atas demonstrasi yang ditunjukkan siswa asuhan Pembimbing Ekstra, Istijanah dalam menggoreskan canting pada kain.
BACA JUGA:
- MTsN 3 Bantul Raih Juara 1 Lomba Pengibaran Bendera se-DIY
- Guru MTsN 3 Bantul Sutanto Menyerahkan Buku Keren kepada Dosen UNY
- Guru MTsN 3 Bantul Lakukan Kunjungan Kepada Mantan
“Saya benar-benar kagum dengan kepiawaian anak-anak dalam membatik tulis. Luar biasa, ini aset yang mesti dijaga sebagai potensi madarasah,” puji Budi Dwi Pramono.
Kepala Madrasah Tutik Husniati mengucapkan terimakasih atas dukungan Kanwil Kemenag DIY dan apresiasi Kankemenag Bantul terhadap unggulan batik. Menurut Tutik, sudah dua tahun madrasahnya mengadakan ekstra kurikuler membatik. Komitmen dari seluruh warga madrasah ingin menjadikan batik sebagai unggulan dan ciri khas madrasah, terlebih beberapa waktu lalu telah dilaunching Batik Sido Unggul sebagai batik khas madrasahnya.
“Wilayah Imogiri semakin kehabisan stok pembatik, maka tulai tahun ini kita menerima siswa yang memiliki keterampilan membatik. Harapannya kedepan akan menambah personal yang terampil membatik,” kata Tutik.
Istijanah selaku pembimbing membuat target, dari keterampilan batik tersebut, ke depan dibuat program yang jelas dan terarah sehingga siswa dapat menghasilkan karya batik yang akan digunakan sebagai busana mereka.
“Kita programkan dalam kurun waktu setahun siswa dapat menyelesaikan batik yang nantinya digunakan sebagai baju kebanggaan mereka dalam even tertentu,” terang Istijanah penuh harap. (sutanto)
There is no ads to display, Please add some