Ketua APTISI DIY Prof Fathul Wahid Ajak Perguruan Tinggi Swasta untuk Maju Bersama

beritabernas.com – Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah V DIY yang juga Rektor UII Prof Fathul Wahid ST MSc PhD mengajak Perguruan Tinggi Swasta (PTS) anggota APTISI Wilayah V DIY untuk maju bersama.

Meski tantangan dan masalah yang dihadapi perguruan tinggi swasta anggota APTISI Wilayah V DIY berbeda-beda, namun menurut Prof Fathul Wahid, bila PTS anggota APTISI DIY bersatu maka tantangan dan masalah yang dihadapi itu bisa diatasi.

“Saya percaya, kalau masalah kita hadapi bersama-sama akan menjadi lebih mudah. Karena itu, diskusi ini mengangkat tema Maju Bersama. Saat ini, di DIY ada lebih dari 100 PTS dengan berbagai variasi bentuk, variasi ukuran, namun mempunyai irisan-irisan besar sehingga bisa dijadikan pijakan untuk berkembang di masa mendatang,” kata Prof Fathul Wahid saat membuka diskusi dengan tema Perguruan Tinggi Swasta DIY Maju Bersama di Ruang Teatrikal Gedung Kuliah Umum (GKU) Kampus Terpadu UII, Kamis 4 Januari 2024.

Para narasumber (duduk) dan moderator (berdiri kedua dari kiri) diskusi APTISI DIY, Kamis 4 Januari 2024. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Diskusi yang menghadirkan 3 narasumber yakni Dr Ir Paiman MP, Rektor Universitas PGRI Yogyakarta (UPY), Dr Warsiti Skp MKep SpMat, Rektor Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta dan Drs Sururi MBA Ak CA, Direktur Politeknik YKPN Yogyakarta dengan modetor Drs Johanes Eka Priyatma MSc PhD, dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini merupakan rangkaian kegiatan Musyawarah Wilayah VII APTISI DIY.

Menurut Prof Fathul Wahid tantangan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) ke depan semakin berat sehingga dibutuhkan kesadaran kolektif seluruh PTS di DIY untuk menghadapi dan bersama-sama mengatasi tantangan dan masalah tersebut ke depan.

Sementara Penasihat APTISI Wilayah V DIY Prof Dr Edy Suandi Hamid MEc menilai kinerja APTISI DIY pada periode ini luar biasa baik. Hal ini terlihat dari banyaknya kegiatan selama periode ini, bahkan saat pandemi Covid-19 sejak Maret 2019. Kegiatan tersebut dalam rangka mempersatukan PTS agar bisa maju bersama, tidak jalan sendiri-sendiri.

BACA JUGA:

“Bagaimana kita mengembalikan Jogja sebagai kota pendidikan dan menjadi rujukan. Mari kita salin menguatkan dan saling memberi manfaat,” kata Prof Edy Suandi Hamid yang juga mantan Rektor UII.

Drs Sururi MBA Ak CA, Direktur Politeknik YKPN Yogyakarta, salah satu pembicara, mengatakan, masalah yang dihadapi PTS di wilayah DIY di antaranya bermunculannya PTS-PTS baru dan bahkan ada di setiap kota di Indonesia. Saat ini perguruan tinggi sudah seperti SMA, ada di setiap kota.

“Jadi semula mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia hadir ke Yogyakarta, namun kini memilih kuliah di kota masing-masing dengan berbagai pertimbangan,” kata Sururi.

Penasihat APTISI DIY Prof Edy Suandi Hamid. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Selain kehadiran perguruan tinggi di berbagai kota, faktor lain yang menyebabkan mahasiswa tidak ke Yogyakarta karena ada perguruan tinggi negeri (PTN) yang gencar mencari mahasiswa seperti PTS. “Universitas Tidar Magelang, misalnya, melakukan promosi dengan mengunjungi sekolah-sekolah, UNY mengundang sekian banyak kepala sekolah untuk sosialisasi,” kata Sururi.

Sururi mengusulkan ujuh kunci sukses perguruan tinggi swasta. Pertama, mendidik bukan hanya transfer ilmu dan melatih ketrampilan. Kedua, perguruan tinggi swasta harus menjadi terdepan dalam inovasi pendidikan. Ketiga, jumlah mahasiswa memiliki rasio yang memadahi.

Keempat, memiliki kekuatan pendanaan. Kelima, produktivitas karya akademik mempunyai manfaat nyata. Keenam, PTS harus terlibat aktif di masyarakat atau industri dan ketujuh, PTS dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang tepat dan kondusif. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *