beritabernas.com – Pasar Modal Indonesia didorong untuk berperan lebih aktif dalam mendukung berbagai program strategis pemerintah. Selain itu juga mendukung untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi nasional melalui berbagai program yang telah disiapkan.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar pada acara pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Kamis 2 Januari 2025, mengatakan, berbagai program Pasar Modal Indonesia difokuskan pada penguatan dan pengembangan pasar moda, di antaranya melalui peningkatan pendalaman pasar yaitu peningkatan kuantitas dan kualitas perusahaan tercatat.
BACA JUGA:
- Kadin Indonesia Minta Pemerintah Perlu Memperhatikan Dampak Kebijakan Ekonomi AS dan Tiongkok
- Pertumbuhan Ekonomi DIY 2025 Diprediksi akan Sedikit Lebih Tinggi dari Indonesia
Program strategis ini, menurut Mahendra Siregar, dilaksanakan melalui berbagai inisiatif termasuk meningkatkan porsi saham free float dan mendorong perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar untuk melantai di bursa.
Selain itu, pasar modal juga akan melakukan penguatan regulasi dan sistem dalam proses penawaran umum agar lebih efisien dan transparan. Program lainnya yang telah disiapkan adalah pengembangan produk, infrastruktur dan layanan baru.
“Program ini dilaksanakan melalui peningkatan peran investor institusi pada pasar perdana dan sekunder di Pasar Modal Indonesia,” kata Mahendra Siregar.
Dalam konteks ini, menurut Mahendra, OJK mendorong optimalisasi penggunaan Efek Beragunan Aset (EBA) untuk mendukung likuiditas pelaksanaan program 3 juta rumah. “Untuk itu, kami siap mendorong sinergi untuk memperkuat skema dan ekosistem EBA,” kata Mahendra.
Disebutkan bahwa Pasar Modal Indonesia juga akan mengembangkan produk baru dan optimalisasi pemanfaatan produk pasar modal eksisting termasuk bursa karbon dan produk yang berwawasan ESG, serta pengembangan infrastruktur beserta layanan transaksi efek.
Selain itu, program yang juga telah disiapkan yaitu Penguatan Anggota Bursa dan Manajer Investasi (MI) sebagai program prioritas melalui peningkatan kapasitas, tata kelola, pengendalian internal, manajemen risiko dan kepatuhan anggota bursa dan MI, termasuk keamanan teknologi informasi dan operasional.
Melalui program ini, kata Mahendra, anggota bursa dan MI diharapkan dapat lebih berperan dalam memperluas penetrasi produk pasar modal, tidak terbatas pada saham saja. Hal ini diiringi dengan penguatan perlindungan kepada investor guna memastikan kepercayaan investor.
Dukung penguatan pasar modal
Sementara Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pemerintah akan mendukung upaya pengembangan dan penguatan Pasar Modal Indonesia, seperti program pendalaman pasar melalui edukasi dan peningkatan literasi masyarakat.
“Jual beli saham sekarang seharusnya sudah mulai diajarkan bukan di tingkat mahasiswa lagi tapi bahkan di tingkat sekolah dasar sehingga mereka menjadi getting familiar with bursa efek,” kata Menkeu.
Sri Mulyani juga menyampaikan dukungan pemerintah untuk pasar modal Indonesia di antaranya melalui penyempurnaan kerangka pengaturan di sektor keuangan dan penyelesaian produk turunan Undang-Undang (UU) Nomor 4 tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) dan implementasi pajak karbon serta regulasi batas emisi sektoral untuk mendorong pengembangan bursa karbon.
“Kami akan bekerja sama dengan para menteri terkait untuk bisa menyelesaikan produk turunan P2SK dan pengaturan sektor keuangan yang makin baik, makin memberikan ruang untuk berinovasi, berkreasi namun juga bertanggung jawab tetap menjaga governance basic dari principle pengelolaan korporasi dan bursa yang baik,” kata Sri Mulyani. (lip