beritabernas.com – Sekber Keistimewaan DIY menggelar diskusi publik memperingati Haul ke-15 KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur di Alra Corner Jalan Surami Mantrijeron,Kota Yogyakarta, pada Senin 16 Desember 2024 pukul 15.00-17.30 WIB.
Diskusi publik yang dilakukan sebagai upaya napak tilas pemikiran Gus Dur mengangkat topik Memperkokoh Humanisme dan Kerukunan Umat Beriman dengan menghadirkan sejumlah tokoh seagai narasumber yakni Walikota Yogyakarta terpilih 2025-2030 dr H Hasto Wardoyo SpOG (K), Anggota DPD RI DIY Dr H Hilmy Mohammad MA, tokoh budayawan Thionghoa Koh Hwat dan jurnalis majalah rohani HIDUP Veronica Murwaningsih.
Ketua Sekber Keistimewaan DIY Widihasto Wasana Putra berharap diskusi dapat menjadi ajang silaturahmi antar komponen bangsa dan menjadi ajang bertukar pikiran, gagasan dan visi membangun Indonesia ke depan lebih berkeadilan, beradab dan berkemajuan.

Karena itu, Widihasto mengundang masyarakat umum dan kalangan media untuk hadir dalam diskusi publik tersebut.
Menurut Widihasto, sosok KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dikenang sebagai guru bangsa yang gigih memperjuangkan demokrasi, humanisme dan toleransi antar umat beriman di Indonesia.
Pada tahun 90-an Gus Dur bersama tokoh-tokoh bangsa lainnya seperti Adnan Buyung Nasution, Arief Rahman, Rahman Tolleng, Marsilam Simanjuntak dan lain-lain mendirikan Forum Demokrasi (Fordem). Sebuah gerakan civil society untuk memperkuat nilai-nilai demokrasi, kebebasan berserikat berkumpul dan mengutarakan pendapat, kesetaraan gender dan keadilan sosial di Indonesia di tengah menguatnya praktek otoritarianisme Orde Baru.
BACA JUGA:
- Antonius Fokki: Generasi Z Memiliki Kesadaran Politik yang Tinggi
- Dalam Buku Islam Indonesia 2024, Sejumlah Pakar Sebut Indonesia Mengalami Kemunduran Demokrasi
Pada saat gerakan Reformasi 1998 memuncak, Gus Dur bersama Sri Sultan Hamengku Buwono X, Megawati Soekarno Putri dan Amien Rais merilis Deklarasi Ciganjur yang isinya mengupayakan terciptanya kesatuan dan persatuan nasional, menegakkan kembali kedaulatan rakyat, melaksanakan desentralisasi pemerintahan sesuai dengan otonomi daerah, menjalankan reformasi sesuai dengan dengan kepentingan generasi bangsa, menggelar pemilu yang luber dan jurdil, menghapus Dwifungsi ABRI serta mengusut pelaku KKN dengan diawali pengusutan kasus KKN yang dilakukan oleh Soeharto dan kroni-kroninya.
Pada tahun 1999 Gus Dur terpilih sebagai Presiden RI keempat. Pada masa pemerintahannya, Gus Dur banyak mengambil keputusan penting yang memberikan banyak dampak kemajuan bagi kehidupan toleransi umat beriman. Salah satunya pengakuan Negara terhadap agama Kong Hucu, perayaan Imlek, pembebasan tahanan politik hingga mengedepankan pendekatan kemanusiaan kepada kelompok separatis di Aceh dan Papua.
Sementara petang hari 30 Desember 2009, Gus Dur berpulang. Bangsa Indonesia kehilangan sosok Guru Bangsa yang berjasa menciptakan keharmonisan bangsa Indonesia yang sangat plural. Kini 15 tahun Gus Dur berpulang, pemikiran dan visinya masih banyak yang relevan dipergunakan sebagai inspirasi bagi perjalanan bangsa ini ke depan. (*/lip)
There is no ads to display, Please add some