Rektor Unika Soegijopranoto Membenarkan Diminta Aparat Membuat Pernyataan Sesuai Pesanan

beritabernas.com – Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijopranoto Semarang, Jawa Tengah Ferdinandus Hindarto mengaku dihubungi orang yang mengaku dari kepolisian agar membuat pernyataan, baik melalui rekaman video atau pun tertulis, sesuai pesanan.

Namun, Rektor Unika Soegijopranoto mengaku secara tegas menolak permintaan itu karena punya sikap sendiri. Pihaknya punya kebebasan untuk menyatakan apa adanya. Yang baik dikatakan baik, yang tidak baik katakan tidak baik.

“Benar saya dihubungi orang yang mengaku dari Polrestabes Semarang. Namun, kami menolak,” kata Rekor Unika Soegijopranoto Semarang Ferdinandus Hindarto kepada wartawan seperti dalam video yang beredar, Selasa 6 Pebruari 2024.

Rektor Unika Soegijopranoto Semarang Ferdinandus Hindarto dan Mahfud MD. Foto: tangkapan layar video

Menurut Rektor Unika Soegijopranoto, awalnya orang yang menghubunginya itu menawarkan untuk membuat video rekaman pernyataan yang isinya sesuai permintaan, antara lain mengapresiasi prestasi Presiden Jokowi selama 9 tahun terakhir. Selain itu, Pemilu 2024 untuk mencari penerus Jokowi dan sebagainya.

“Kontennya sudah disiapkan. Isinya sama seperti yang sudah muncul di media-media pernyataan seperti yang ditawarkan kepada kami,” kata Ferdinandus Hindarto.

Pengakuan Rektor Unika Soegijopranoto ini mengonfirmasi sekaligus membenarkan apa yang diungkapkan Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD dalam sebuah acara di Kiat Kopi Kledokan, Caturtunggal, Depok, Sleman pada Senin 5 Pebruari 2024 malam.

Dalam acara itu, Mahfud MD mengaku mendapat laporan bahwa ada operasi oleh pihak tertentu dengan menghubungi beberapa rektor perguruan tinggi yang belum mengeluarkan pernyataan dan deklarasi seperti yang dilakukan UGM dan beberapa perguruan tinggi lainnya.

BACA JUGA:

Dalam operasi itu, menurut Mahfud MD, rektor-rektor diminta untuk membuat pernyataan atau deklarasi yang isinya sudah disiapkan atau sesuai pesanan.

“Ada rektor yang menuruti, namun ada yang secara tegas menolak permintaan itu yakni Rektor Universitas Soegijopranoto Semarang,” kata Mahfud MD yang disambut teriakan para pendukung yang sebagian besar anak-anak muda dan mahasiswa tersebut.

Meski ada rektor perguruan tinggi yang ditekan dan menuruti, namun lebih banyak perguruan tinggi yang menolak karena memiliki sikap sendiri. Bahkan hingga Selasa 6 Pebruari 2024, sudah lebih dari 60 perguruan tinggi yang menyatakan sikap yang isinya prihatin dengan kondisi demokrasi dan hukum yang memprhatinkan. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *