RM Marrel Suryokusomo: Generasi Muda Perlu Paham Kelestarian Lingkungan

beritabernas.com – Cucu Sultan Hamengku Buwono X, RM Gustilantika Marrel Suryokusumo, mengatakan, generasi muda perlu memahami upaya pelestarian linngkungan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pengembangan dunia pariwisata dengan memerhatikan lingkungan di sekitar, baik lingkungan alam maupun masyarakat.

“Di tengah perkembangan dunia pariwisata yang begitu pesat, belum semua pegiat pariwisata memerhatikan kelestarian lingkungan maupun kesejahteraan masyarakat sekitar,” kata Marrel-sapaan RM Gustilantika Marrel Suryokusumo-saat mendatangi Hutan Adat Wonosadi di Kapanewon Ngawen, Gunungkidul, DIY, pada Jumat 22 Desember 2023.

BACA JUGA:

Menurut Marrel, pengembangan pariwisata yang berwawasan lingkungan merupaka syarat mutlak di tengah kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan yang terus tumbuh di berbagai tempat.

“Mulai banyak orang yang sadar bahwa lingkungan itu penting. Yang paling penting bagaimana menumbuhkan kesadaran generasi muda soal kelestarian lingkungan. Dan ini merupakan perilaku strategis,” kata Marrel.

RM Marrel Suryokusumo bersama Sri Hartini penjaga hutan adat Wonosari. Foto: Istimewa

Sebagai Kepala Badan Pengreksa Loka (Badan Lingkungan Hidup) Kraton Yogyakarta, Marrel telah memimpin berbagai inisiatif lingkungan yang membawa dampak nyata. Dari pelestarian Gunung Merapi hingga revitalisasi ekonomi di Gunungkidul, Marrel menunjukkan bagaimana aktivisme lingkungan dapat diterjemahkan ke dalam aksi nyata yang memberi manfaat sosial dan ekonomi.

Pada 2021 silam, cucu Sultan HB X ini berhasil menginisiasi dan mendorong lahir dan tumbuhnya ekosistem wisata berbasis masyarakat bernama Kaliurang Explore. Berawal dari Nawang Jagad, yang mengusung konsep kemah wisata. Kini Kaliurang Explore berkembang menjadi 5 objek wisata yang seluruhnya berada di kawasan wisata Kaliurang. 

Pada kesempatan itu Marrel juga menyampaikan pihaknya bakal terus mendukung pengembangan pariwisata berbasis kelestarian lingkungan yang dapat memberikan dampak ekonomi ke masyarakat sekitar

Hutan Adat Wonosadi memiliki luas 25 hektare dan merupakan bagian dari Tanah Kasultanan (Sultan Ground). “Saya senang sekali karena ada dari warga  masyarakat yang masih meperhatikan lingkungan. Hutannya masih alami sekali, masih bagus banget. Harapannya kedepan kita tetap  bisa memberikan support,” katanya.

RM Marrel Suryokusumo bersama Sri Hartini penjaga hutan adat Wonosari. Foto: Istimewa

Sementara Ketua Pengelola Hutan Adat Wonosadi Sri Hastuti menyambut gembira kedatangan Marrel di tempat tersebut. “Kedatangan Mas Marrel menjadi penyemangat kami dan mudah-mudahan (hutan) Wonosadi lebih terjaga kelestariannya dan berkembang dan tidak meninggalkan adat dan budaya yang ada turun temurun,” katanya.

Sri Hastuti bersama 25 warga lain yang tergabung dalam kelompok Jagawana (penjaga hutan) Ngudi Lestari tiga kali sepekan melakukan kegiatan di Hutan Adat Wonosidi. Selain memelihara kebersihan hutan dan mata air, mereka juga mencari tanaman-tanaman yang rusak oleh tangan-tangan tidak bertanggung jawab. (lip)

 


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *