Roy Suryo Kecam Tindakan Konyol WO yang Mengakibatkan Bukit Teletubbies Terbakar

beritabernas.com – Roy Suryo selaku fotografer senior anggota HISFA dan mantan Dosen Fotografi di UGM dan ISI Yogyakarta mengecam keras tindakan konyol (baca: gegabah) WO (Wedding Organizer) bersama fotografer dan pasangan calon penganten. Sebab, tindakan konyol mereka telah mengakibatkan kebakaran di Bukit Teletubbies Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Menurut Roy Suryo, di era teknologi yang sudah sangat berkembang maju dalam dunia fotografi saat ini, tindakan mereka sangat-sangat ceroboh dan bahkan (maaf) bodoh.

Sebab, menurut Roy Suryo, kejadian tersebut seharus sama sekali tidak perlu mengakibatkan kebakaran, bahkan tidak perlu menggunakan perangkat pembuat asap & api (flare) sungguhan yang berbahaya. Bahkan lebih ekstrim lagi kalau mau dikatakan tidak perlu harus jauh-jauh berfoto di area yang dilindungi konservasi alam tersebut.

BACA JUGA:

Kalau “hanya” ingin berfoto dengan background asap & api (seperti contoh), sebenarnya mereka cukup foto-foto atau pose-pose saja di lokasi dan selanjutnya diedit melalui komputer, misalnya menggunakan program Adobe Photoshop.

Bahkan kalau mau lebih praktis (dan murah) lagi, mereka cukup foto-foto di studio dengan latar belakang polos yangg kemudian “diganti” dengan foto nyala flare yang bisa didapatkan dari hasil foto di tempat aman atau menggunakan library yang banyak tersedia.

Jadi inilah “kekonyolan” yang sangat berharga mahal, di samping hasilnya tidak sesuai harapan, hutan di TNBTS menjadi korban. Masyarakat yang kini untuk waktu yang belum bisa ditentukan tidak bisa ke tokasi tersebut. “Sebuah pelajaran berarti dari ketidaktahuan teknologi atau memang mau mencari sensasi yang sangat tidak perlu di era kemajuan fotografi saat ini,” kata Roy Sutrisno dalam rilis yang dikirim kepada beritabernas.com.

Dalam peristiwa itu, sudah ada 1 tersangka yang ditetapkan oleh Polres Probolinggo yakni AW (41) selaku Manajer WO yang melaksanakan pemotretan PreWed tersebut. Namun rasanya konsep tersebut tidak mungkin hanya dilakukan oleh 1 orang, karena selain konseptor, juga ada eksekutor (termasuk pembeli flare, fotografer) dan bahkan kedua pasangan calon penganten dari Surabaya tersebut yang menyetujui konsep (konyol) tersebut. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *