Oleh: Ali Mansur Monesa
beritabernas.com – Ketika kita (manusia) memulai untuk bertanya, setidaknya tekad untuk membunuh ego harus dimulai dahulu. Karena dalam bertanya kita harus menunjukkan tanda kerendahan hati dan keterbukaan pikiran.
Belajar dari filsuf Yunani, Socrates mengajarkan bahwa kebijaksanaan dimulai dari pengakuan bahwa kita tidak tahu segalanya. Kesadaran akan keterbatasan, lalu dimulai dengan keberanian untuk bertanya dengan kerendahan hati dan keterbukaan pikiran. Sebab bertanya adalah langkah pertama yang paling efektif menuju pencarian pengetahuan yang lebih dalam.
Socrates percaya bahwa belajar adalah proses yang terus-menerus dan bertanya adalah alat penting dalam proses ini. Orang yang berani bertanya tidak takut terlihat tidak tahu, karena mereka paham bahwa untuk tumbuh dan belajar, mereka perlu mencari jawaban atas hal-hal yang belum mereka mengerti. Keberanian ini menandakan keinginan kuat untuk memahami, yang merupakan fondasi dari kebijaksanaan dan pertumbuhan intelektual.
Bertanya itu seni
Bertanya berarti suatu kondisi dimana seorang individu atau kelompok dalam mencari suatu kepastian infomasi atau jalan utama untuk memperoleh pengetahuan.
Bertanya itu seperti menyalakan obor di ruang gelap. Bahkan seperti belajar membuat racikan makan maupun minuman. Ketika kita berada dalam kegelapan, bertanya itu jalan pembaharuan suatu kondisi (tidak tahu). Kita tidak bisa melihat atau memahami sesuatu dengan jelas. Namun, dengan menyalakan obor (bertanya), kita mulai melihat lebih banyak hal yang sebelumnya tersembunyi. Semakin sering kita menyalakan obor ini, semakin banyak yang bisa kita pahami dan pelajari. Orang yang berani bertanya adalah mereka yang mau menyalakan obor, bukan hanya menunggu jawaban datang dengan sendirinya.
Socrates menekankan bahwa bertanya adalah langkah awal menuju pembelajaran, langkah awal untuk melukis bagi seorang seniman. Tidak ada pertanyaan yang terlalu sederhana atau bodoh, karena setiap pertanyaan membuka pintu menuju pengetahuan baru bahkan lebih dari itu.
Orang yang siap belajar adalah mereka yang tidak takut mengakui bahwa mereka tidak tahu segalanya dan ingin terus mencari kebenaran dengan meragukan suatu kondisi realitas. Memulai keterbukaan untuk bertanya menandakan keberanian untuk tumbuh, berkembang dan memperbaiki diri atau terapi pola pikir.
Bertanya juga sebagai jalan atau suatu seni pembebasan dari kekurungan atas keraguan dan ketidaktahuan, setidaknya mengandung beberapa hal. Pertama, fokus pada hal yang bermakna. Rasa ingin tahu adalah salah satu sifat alami manusia, tetapi bagaimana kita mengarahkan rasa ingin tahu tersebut menentukan kualitas kehidupan kita.
- Pendidikan sebagai Jalan Pembebasan
- Peran Pendidikan Karakter dalam Menghadapi Krisis Moral di Indonesia
Ketika kita terlalu banyak mencurahkan perhatian pada hal-hal pribadi atau kehidupan orang lain, seperti gosip atau urusan pribadi—kita cenderung mengabaikan peluang untuk memperdalam pemahaman kita tentang dunia. Sebaliknya, rasa ingin tahu terhadap ide dan gagasan membuka pintu menuju pemikiran kritis, penemuan baru, dan inovasi.
Kedua, Pengembangan Diri Melalui Pemikiran. Berfokus pada ide dan gagasan memungkinkan kita untuk tumbuh secara intelektual dan emosional. Ide dan pemikiran adalah kekuatan penggerak yang membentuk peradaban manusia. Ketertarikan terhadap pemikiran orang lain dapat membantu kita memperluas perspektif, memahami perbedaan dan mengembangkan wawasan baru yang berguna untuk memecahkan masalah atau menciptakan sesuatu yang baru.
Ketiga, peningkatan kualitas hidup kolektif. Jika lebih banyak orang mengarahkan rasa ingin tahu pada pemikiran dan ide, bukan pada kehidupan individu, maka masyarakat akan bergerak menuju peradaban yang lebih maju. Fokus pada inovasi, pendidikan dan diskusi intelektual dapat membawa perubahan positif yang melampaui sekadar hiburan atau sensasi yang sering didapat dari mengamati kehidupan orang lain.
Keempat, teladan Marie Curie sendiri. Marie Curie adalah bukti hidup dari pentingnya fokus pada gagasan besar. Sepanjang hidupnya, dia mengabdikan diri untuk penelitian yang berisiko tetapi bermanfaat besar bagi umat manusia. Dengan menempatkan rasa ingin tahu pada fenomena fisika dan kimia, ia tidak hanya menemukan unsur baru seperti polonium dan radium, tetapi juga membuka jalan bagi perkembangan dalam bidang kedokteran, khususnya dalam terapi kanker.
Kelima, mengatasi godaan era modern. Di zaman sekarang (moderrn), ketika media sosial dan dunia hiburan sering kali mendorong kita untuk terlalu memperhatikan kehidupan pribadi orang lain, kata-kata Marie Curie ini menjadi lebih relevan.
Dengan mengalihkan perhatian kita dari kehidupan pribadi orang lain ke diskusi ide dan gagasan, kita dapat membangun pola pikir yang lebih produktif dan menciptakan kontribusi nyata dalam kehidupan.
Socrates memahami sebuah pertanyaan adalah setengah dari jawaban. Oleh sebabnya, bertanya harus penuh dengan kerendahan untuk membongkar sendi-sendi yang menjadi penyebab. Ia menggambarkan pentingnya pemahaman yang mendalam terhadap apa yang sedang ditanyakan sebelum mencoba memberikan jawaban.
Kutipan ini menekankan beberapa poin penting: 1). Kejelasan Masalah: Dengan memahami inti pertanyaan, seseorang dapat mengidentifikasi apa yang sebenarnya sedang dicari atau dipermasalahkan, sehingga jawaban yang diberikan lebih relevan dan tepat. 2) Berpikir Kritis: Kutipan ini mencerminkan metode Socrates yang dikenal dengan Socratic Method. Dalam metode ini, pertanyaan digunakan untuk menggali pemahaman, menyaring asumsi, dan mendorong refleksi mendalam.
3). Berpikir yang efisien: Jika seseorang memahami pertanyaan dengan benar, maka dia tidak akan menyimpang hal-hal yang tidak penting atau tidak memberikan manfaat yang tidak relevan. Sebab Pemahaman awal adalah langkah awal menuju solusi. 4) Kesadaran Akan Kompleksitas: Pertanyaan ini sering kali mengandung berbagai lapisan makna. Dengan memahami pertanyaan sepenuhnya berarti mampu mengenali problem kompleksitasnya menangani setiap lapisan tersebut secara sistematis dan radikal
Dengan demikian, kutipan ini mengajarkan bahwa proses berpikir tidak hanya dimulai dari menjawab, tetapi lebih penting lagi dari memahami. Karena pemahaman yang baik adalah fondasi bagi jawaban yang benar-benar bermanfaat. (Ali Mansur Monesa, Alumni UPY)
There is no ads to display, Please add some