Sleman Bisa Mewujudkan Ketahanan Pangan Lewat Budidaya Aneka Tanaman Buah

beritabernas.com – Kabupaten Sleman yang memiliki wilayah yang sangat luas dengan lahan pertanian dan perkebunan yang subur bisa mewujudkan ketahanan pangan, antara lain lewat budidaya aneka tanaman buah, seperti kelengkeng, alpukat, dukuh, jeruk, durian dan sebagainya.

Selain memanfaatkan tanah kas desa yang masih nganggur, budidaya tanaman buah bisa dilakukan di lahan-lahan kosong milik warga yang juga masih nganggur. Bila ini bisa terwujud atau direalisasikan maka bukan tidak mungkin suatu saat Kabupaten Sleman memiliki ketahanan pangan, terutama buah-buahan, sehingga tidak perlu impor buah.

BACA JUGA:

“Saya siap mendukung bahkan mendampingi masyarakat yang ingin melakukan budidaya tanaman buah, seperti kelengkeng. Saya juga berharap Pemkab Sleman ikut mendukung program ini, baik dalam hal pendampingan bagi masyarakat maupun penyediaan bibit dan lahan. Bila ini terwujud maka Sleman akan menjadi kabupaten pelopor ketahanan pangan di DIY bahkan di Indonesia,” kata Hendricus Mulyono yang akrab disapa Mbah Mul, pensiunan PNS/ASN bidang penyuluhan pertanian Kabupaten Sleman, kepada beritabernas.com di kebun Kelengkeng miliknya di Dusun Juwangen, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Sabtu 17 Mei 2025.

Pohon kelengkeng kateki/kristal yang siap berbuah tumbuh subur di kebun milik Mbah Mul di Juwangen, Purwomartani, Kalasan, Sabtu 17 Mei 2025. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Menurut Mbah Mul, salah seorang temannya, FX Sudarno, sesama pensiunan PNS tenaga penyuluh pertanian Kabupaten Sleman, telah berhasil membina/mendampingi sejumlah kelompok tani kelengkeng di Kabupaten Sleman.

FX Sudarno yang dihubungi beritabernas.com, Sabtu 17 Mei 2025, membenarkan bahwa ia membina/ mendampingi beberapa kelompok tani kelengkeng di Kabupaen Sleman dengantotal lahan seluas sekitar 100 hektar dan paling banyak ada di Kecamatan Minggiri. Saat ini kelengkeng jenis kateki atau new kristal tersebut sudah mulai dipanen dengan harga Rp 50.000 per kilogram.

“Keunggulan klengkeng kateki atau new kristal adalah dagingnya tebal, rasanya manis, renyah, biji kecil, tidak berair, tidak lengket di tangan, produktifitas tinggi, bisa dibuahkan sepanjang musim, mudah beradaptasi dengan lingkungan dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Dari total 100 hektar lahan perkebunan kelengkeng milik kelompok tani yang sudah mulai panen, saya sendiri memiliki 4 hektar lahan kelengkeng,” kata FX Sudarno.

Mbah Mul memegang buah kelengkeng kristal, Sabtu 17 Mei 2025. Foto: Philipus Jehamun/ beritabernas.com

Menurut FX Sudarno, dalam usia 2,5 tahun hingga 3 tahun, pohon kelengkeng sudah mulai berbuah. Dari pengamatan beritabernas.com di kebun kelengkeng milik Mbah Mul di Juwangen, hanya dengan ketinggian mulai 1 meter, pohon kelengkeng sudah mulai berbuah.

“Kita bisa mengatur kapan mulai berbuah dan kapan panen. Misalnya, bila ingin dipanen pada bulan Desember, maka mulai bulan Juni atau Juli kita memberi pupuk buah agar kelengkeng berbuah dan bisa panen pada bulan Desember,” kata Mbah Mul.

Demikian pula soal ketinggian pohon kelengkeng untuk mulai berbuah bisa diatur. “Bisa hanya dalam ketinggian 1 meter sudah bisa berbuah, bisa juga lebih dari itu bahkan sampai setinggi pohon mangga pun bisa,” kata Mbah Mul.

Di kebun mini miliknya di Dusun Juwangen saat ini ditanami 60 pohon kelengkeng jenis kristal. Diperkirakan dalam dua bulan lagi pohon kelengkeng tersebut sudah mulai berbuah.

Pohon kelengkeng kristal setinggi 1 meter berbuah lebat di halaman Wisma Yosoputro Cupuwatu, Purwomartani, Kalasan, Sabtu 17 Mei 2025. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Menurut Mbah Mul, Pemkab Sleman perlu mendorong dan menggerakkan masyarakat mewujudkan ketahanan pangan, termasuk buah-buahan. Tanah kas desa yang masih nganggur perlu diberdayakan. Demikian pula tanah milik masyarakat yang nganggur didorong untuk diberdayakan dengan menanam tanaman buah bahkan ditanami jagung. Tentu ada bagi hasil antara pemilik lahan dengan pengelola.

“Bukan saatnya lagi kita berbicara atau sekadar omom-omon tentang ketahanan pangan, tapi harus segera direalisakan. Saya sendiri berbicara soal ketahanan pangan karena saya sudah merealisasikan seperti yang Anda lihat sekarang,” kata Mbah Mul yang sangat aktif melakukan berbagai terobosan dalam bidang budidaya tanaman pangan.

Ia berharap pada kepemimpinan Bupati Harda Kiswaya dan Wakil Bupati Danang Maharsa program ketahanan pangan di Kabupaten Sleman bisa terwujud. Dengan demikian, apa yang disampaikan dalam kampanya lalu bukan sebatas wacana tapi menjadi aksi nyata. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *