beritabernas.com – Empat mahasiswa Program DRI UII lolos seleksi untuk melakukan research collaboration dengan profesor dari Tokyo University dan Ibaraki University di Jepang. Keempat mahasiswa tersebut adalah Ahmad Padhil, Rininta Hanum, Novrianty Rizky dan Rangga Primadasa.
Bahkan dari keempat mahasiswa tersebut, Ahmad Padhil dan Rininta Hanum telah terpilih pada awal bulan Februari 2025, kemudian disusul oleh Novrianty Rizky dan Rangga Primadasa pada pertengahan bulan Maret 2025. Novrianty Rizky dan Rangga Primadasa merupakan Mahasiswa Program Studi Rekayasa Industri, Program Doktor FTI UII.
Menurut Prof Dr Ir Elisa Kusrini MT CPIM CSCP SCOR_P, Ketua Program Studi Rekayasa Industri, Program Doktor FTI UII, keempat mahasiswa tersebut akan menjalani proses coaching untuk riset di bidang green hydrogen supply chain dan packaging design preference with AI driven approach selama 4 bulan dan akan berkunjung ke Tokyo pada bulan Juli 2025 untuk finishing paper di Jepang.
Prof Elisa mengungkapkan, research collaboration merupakan salah satu program kerja sama internasional untuk menguatkan kemampuan riset dan jejaring internasion dari program DRI UII. “Mahasiswa akan mendapatkan pengalaman berharga untuk meningkatkan riset kelas dunia. Selamat buat mahasiswa yang terpilih, sukses untuk risetnya,” ucap Prof Eisa.
BACA JUGA:
- Aspek Sosial Praktik 5S Berdampak Langsung Terhadap Peningkatan Kinerja Keberlanjutan
- Prinsip Lean Bisa Diterapkan UKM untuk Menghadapi Tantangan Pasar Kompetitif Global
Dikatakan, penelitian yang dilakukan oleh Novrianty Rizky berjudul A Green Hydrogen Supply Chain Design with Multi-Feedstock and Renewable Energy: A MILP-Based Case Study in Japan dengan supervisor Assoc Prof Muhammad Aziz dari University of Tokyo.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model optimasi dalam rantai pasok green hydrogen dengan fokus utama adalah minimasi total biaya sistem dan emisi karbon. Rantai pasok yang dikaji dalam penelitian ini mengadopsi multi-feedstock mencakup batu bara, limbah plastik dan biomassa serta memanfaatkan sumber energi terbarukan seperti tenaga angin dan solar cell.
Menurut Prof Elisa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi para pengambil keputusan dalam manajemen rantai pasok dan memberikan masukan strategis bagi regulator (Pemerintah Jepang) dalam mengembangkan kebijakan terkait rantai pasok hidrogen hijau.
Sedangkan penelitian Rangga yang berkolaborasi dengan Prof Muhammad Aziz dari University of Tokyo adalah tentang Faktor-Faktor Penting dalam Keberhasilan Rantai Pasokan Hidrogen Hijau di Indonesia. Sebab, saat ini produksi hidrogen hijau Indonesia masih sangat rendah yaitu 51 ton per tahun, padahal hidrogen hijau merupakan salah satu enegi baru terbarukan yang sangat menarik dalam dekarbonisasi atau pengurangan emisi karbon.
“Agar Indonesia bisa melakukan transisi energi menggunakan hydrogen hijau (green hydrogen) untuk keseluruhan rantai pasoknya, maka diperlukan penyusunan strategi yang tepat,” kata Rangga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilan rantai pasokan hidrogen hijau, kemudian menyusun hubungan sebab-akibat menggunakan DEMATEL dan menyusun hubungan antar faktor dalam format struktural menggunakan Interpretative Structural Modeling (ISM) dan akhirnya mengelompokkan setiap faktor menggunakan driving-dependence power atau yang sering disebut analisis MICMAC.
Pada akhirnya strategi usulan transisi Indonesia menuju implementasi rantai pasok hydrogen hijau akan diberikan pada akhir penelitian. (lip)