beritabernas.com – Museum Dewantara Kirti Griya (MDKG) Tamansiswa bekerjasama dengan Komunitas Sahabat Museumnya mengadakan peringatan HUT ke-134 Nyi Hadjar Dewantara di halaman Taman Trikon Museum Dewantara Kirti Griya Yogyakarta, Sabtu 14 September 2024.
Dalam peringatan HUT ke-134 Nyi Hadjar Dewantara dengan nama kecil RA Soetartinah ini, berbagai komunitas berkumpul dalam satu wadah Sahabat Museum Dewantara.
Menurut Kepala Museum Dewantara Kirti Griya Ki Murwanto, museum yang dipimpinnya merupakan rumah tempat tinggal keluarga Ki Hadjar Dewantara. Di rumah ini, Nyi Hadjar Dewantara dengan setia mendampingi dan mendukung perjuangan Ki Hadjar Dewantara, suaminya, sekaligus mendidik putra-
putri beliau.
“Tak banyak yang tahu bahwa RA Soetartinah berperan sangat besar dalam seluruh perjuangan Ki Hadjar Dewantara. Banyak peran penting Nyi Hadjar saat Ki Hadjar berada di masa-masa kritis perjuangan. Karena itu, sangat layak kalau NyiHadjar Dewantara didorong diusulkan untuk mendapat gelar Pahlawan
Nasional,” kata Kepala Museum DKG ini.
Sementara koordinator salah satu komunitas Nana Karolina yang tergabung dalam komunitas ASYB (Alumni SMA Yogyakarta Bersatu) menjelaskan bahwa kegiatan ini terbagi dalam dua kegiatan utama.
Pertama, ada Games Telusur Jejak Kepahlawanan Nyi Hadjar Dewantara yang bekerjasama dengan Komunitas Gaetlokal. Kedua, Melukis On The Spot Linimasa Perjuangan Nyi Hadjar Dewantara. Kegiatan Games Telusur Jejak Kepahlawanan Nyi Hadjar Dewantara sendiri disusun secara kreatif oleh Tim Gaetlokal yang sudah malang melintang sebagai startup pariwisata lokal di kota Yogyakarta.
BACA JUGA:
- Belajar Tentang Kelembutan dan Ketegasan Hati Nyi Hadjar Dewantara di Museum Dewantara Kirti Griya
- Makna Kemerdekaan Menurut Ki Hadjar Dewantara
- Generasi Muda Perlu Mengenal Wayang Kulit
- Promosi Seni Budaya Nusantara, Gentra Lestari Budaya Tampil di Indonesia Week di Slovakia
Sementara Melukis On The Spot dikoordinatori oleh Kuss Indarto yang diikuti oleh 45 pelukis yang beberapa di antaranya sudah terkenal dan memiliki karya-karya maestro.
Menurut Kuss Indarto, karya lukisan on the spot di Tamansiswa ini akan dipamerkan pada kesempatan lain sebagai wujud kecintaan para seniman lukis atas perjuangan Nyi Hadjar Dewantara khususnya dan pendidikan Tamansiswa umumnya.
Ia berharap Tamansiswa kelak mampu mewadahi aspirasi para seniman lukis untuk berkegiatan dan
berpameran secara rutin serta mampu mendatangkan kolektor-kolektor lukisan.
Sementara Cak Lis, Koordinator Umum seluruh komunitas yang tergabung dalam Sahabat Museum
Dewantara menekankan bahwa posisi Nyi Hadjar Dewantara yang harus diketahui publik adalah memiliki
semangat luar biasa di samping peran suaminya, Ki Hadjar.
“Istilah Semua Orang adalah Guru dan Semua Rumah adalah Sekolah, muncul karena sepak terjang RA Soetartinah saat perlawanan Undang-Undang Sekolah Liar oleh Belanda. Tamansiswa dilarang buka, lalu beliau bergerilya mengerahkan semua guru- guru untuk terjun langsung mendatangi rumah ke rumah warga mengajarkan baca tulis langsung ke keluarga-keluarga. Ini sangat luar biasa,” kata Cak Lis.
Selain itu, RA Soetartinah juga yang mampu melepaskan Tiga Serangkai (Soewardi, Douwes Deker dan Cipto Mangunkusumo) dari penjara di Berlin atas kedekatannya dengan pelukis kesayangan Ratu Belanda Chris Lebeau.
Nyi Hadjar juga yang mengingatkan janji Ki Hadjar terhadap KHA Dahlan untuk mendirikan sekolah beraliran nasional, saat kondisi Nyi Hadjar mengalami pendarahan hebat setelah melahirkan
putri ketiganya. (*/lip)
There is no ads to display, Please add some