Laudato Si Indonesia Menggelar Pernas Kedua di Purwokerto

beritabernas.com – Para pegiat lingkungan Indonesia yang tergabung dalam Gerakan Laudato Si Indonesia (LSI) menggelar Pertemuan Nasional (Pernas) yang kedua di Hening Griya, Purwokerto, Jawa Tengah, 25 hingga 27 Agustus 2023.

Pernas yang diadakan secara offline ini merupakan perjumpaan kedua yang dilakukan para alumni Animator Laudato Si (ALS) dengan mengundang anggota yang tersebar di berbagai tempat di Indonesia. Jumlah peserta yang hadir sekitar 49 orang, terdiri dari 6 Romo (OMI, Karmel, MSC, diosesan), 1 bruder, beberapa suster dari kongregasi OSU, SJMJ, OP, GK, FCJ, DSY, SSPS, HK dan SND serta para awam yang bergiat merawat bumi.

Sedangkan para peserta berasal dari beberapa provinsi antara lain NTT, Kalimantan, Medan, Lampung, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Purwokerto.

Misa pembukaan Pernas Laudato Si Indonesia, di Hening Griya, Purwokerto, Jawa Tengah, Jumat 25 Agustus 2023. Foto: Istimewa

Ketua Umum Gerakan Laudato Si Indonesia Cyprianus Lilik Krismantoro mengatakan gerakan Laudato Si berawal dari KTT Perubahan Iklim tahun 2015 di Manila yang muncul dengan nama Global Catholic Climate Movement (GCCM). Kemudian berubah nama menjadi Laudato Si Movement pada tahun 2021 dengan misi menginspirasi dan memobilisasi Komunitas Katolik untuk merawat bumi rumah bersama.

“Ada 7 sektor Laudato Si’ Action Platform. Sektor yang berkembang sangat pesat saat ini adalah sektor pendidikan hingga menghasilkan buku dokumentasi kegiatan Laudato Si,” kata Lilik.

Sementara Ketua Bidang Bidang Pendidikan dan Animasi Gerakan Laudato Si Indonesia Robertus Adi Rusprianto mengungkapkan, metode pembelajaran yang dipakai dalam program LSI adalah pembelajaran orang dewasa. “Belajar melalui pengalaman nyata, mendalaminya dan menarik kesimpulan yang akan menghasilkan rencana aksi dan penerapan,” terang Adi, yang juga aktivis kerelawanan di Banjarnegara, Jateng.

BACA JUGA:

Saat misa pembukaan Pernas, dalam homilinya, Vikjen Keuskupan Purwokerto Romo S Parjono Pr menaruh harapan, gerakan Laudato Si ini dapat menggerakkan yang lain dalam merawat bumi rumah kita bersama.

Gerakan LSI ini diharapkan juga mampu menjadi gerakan akar rumput dalam gereja. Dasar dan landasan gerakan adalah ensiklik Bapa Paus Fransiskus tentang Laudato Si’, Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium Gereja Katolik.

Elemen jaringan gerakan ini adalah lembaga, komunitas, dan individu. Sistem Gerakan Laudato Si’ Indonesia adalah Chapter Nasional, Chapter, Circle dan Animator LSI.

Peserta dari NTT dr Rinny Natalia mengungkapkan masalah utama lingkungan di daerahnya adalah stunting. Sementara peserta dari Medan Ramli Tarigan menyampaikan telah berhasil memproduksi pupuk organik cair dalam skala besar (80 ton per bulan) untuk Keuskupan Agung Medan dan aktif dalam pengolahan eco enzyme (EE) di Medan. Selain sharing Romo Petrus Juli dari Sintang yang berjuang menjalankan program sekolah tanpa tong sampah yang sudah berjalan 3 tahun.

Para peserta mulai berdinamika bersama di sela mengikuti Pernas Laudato Si Indonesia kedua, di Hening Griya, Purwokerto, Jawa Tengah, Jumat (25/8/2023) malam. Foto: Istimewa

Ada hal yang menarik terungkap pada animator LSI tahun 2023 ini, yakni ada 4 peserta yang berasal dari agama lain yaitu Islam dan Kristen. Bahkan ada orang Islam saat membuat webinar Laudato Si sebagian besar peserta warga Muslim.

Pernas Gerakan LSI 2023 ini terselenggara atas dukungan dana dari PSE KWI, para donatur dan penggalangan dana panitia. Pertemuan ini sebagai tanda bahwa gerakan Laudato Si tidak hanya mengadakan webinar tapi juga melakukan pertemuan nasional para animator.

Dalam program ini juga akan dilakukan perumusan aksi sebagai gerakan bersama. Sehingga para peserta semakin memahami apa yang terjadi pada bumi. (ag irawan)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *