Resolusi Industri TPT 2025, DIY Berkomitmen Mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Fashion Dunia

beritabernas.com – Dalam rangka memperkuat posisinya sebagai pusat kreativitas dan inovasi tekstil, DIY berkomitmen untuk mewujudkan visi besar menjadi Kota Fashion Dunia. Untuk mencapai tujuan tersebut, Badan Pengurus Daerah Asosiasi Pertekstilan Indonesia (BPD API) DIY menetapkan 3 resolusi strategis yang akan menjadi landasan transformasi industri tekstil dan pakaian jadi pada tahun 2025.

Dalam rapat koordinasi (Rakor) BPD API DIY, Kamis 23 Januari 2025, ditetapkan 3 Resolusi Industri TPT DIY 2025. Pertama, mempersiapkan Yogyakarta sebagai tuan rumah ITMF & IAF 2025. Untuk itu, DIY siap menyambut dunia melalui pertemuan International Textile Manufacturer Federation (ITMF) dan International Apparel Federation (IAF) pada 2025. Ajang ini akan menjadi peluang emas untuk memperkenalkan potensi Yogyakarta di sektor tekstil dan fashion global, sekaligus mengukuhkan DIY sebagai pusat pertemuan kreatif internasional.

BACA JUGA:

Kedua, peningkatan kapasitas IKM sebagai fondasi pertekstilan Indonesia. DIY sebagai fondasi penting dalam rantai pasok industri fashion, IKM di DIY akan mendapat dukungan maksimal. Melalui program peningkatan kapasitas, adopsi teknologi, dan perluasan akses pasar, IKM diharapkan mampu menghasilkan produk fashion berkualitas tinggi yang berdaya saing global, serta mencerminkan identitas budaya lokal Yogyakarta.

Ketiga, konsolidasi dan dialog strategis pimpinan Industri TPT di DIY. Dalam upaya untuk memperkuat ekosistem industri tekstil dan fashion, DIY akan mendorong konsolidasi dan dialog strategis antara pemimpin industri, pemerintah, dan akademisi. Sinergi ini bertujuan merumuskan kebijakan yang inovatif dan berorientasi global, guna mendorong percepatan visi “Yogyakarta sebagai Kota Fashion Dunia”.

Melalui tiga resolusi ini, Yogyakarta optimis mampu menciptakan ekosistem pertekstilan dan fashion yang berkelanjutan, inovatif dan penuh daya saing, sekaligus membawa warisan budaya lokal menjadi bagian dari tren fashion global.

Sebagian peserta Rakor BPD API DIY.Foto: Dok BPD API DIY

“Dengan kondisi tersebut maka industri TPT DIY dapat tetap bertahan dan terhindar dari kategori sunset industry,” kata Y Sri Susilo, Wakil Ketua Bidang Ekonomi BPD API DIY yang juga Humas BPD API DIY, dalam rilis yang dikirim kepada media, Minggu 26 Januari 2025.

Menurut Susilo, resolusi tersebut ditetapkan dalam rakor yang dihadiri antara lain Robby Kusumaharta (Penasehat), Suyatman Nainggolan (Ketua Umum), Tim Apriyanto (Sekretaris Umum), Elizabeth Sinta (Bendahara Umum), Y Sri Susilo (Wakil Ketua Bidang Ekonomi) dan pengurus lainnya.

Sementara Robby Kusumaharta mengatakan, Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di DIY berbeda dengan karakteristik industri nasional. Industri TPT DIY mayoritas merupakan Industri Kecil dan Menengah (IKM), sedangkan untuk nasional mayoritas merupakan industri skala besar.

Karena itu, masalah inndustri TPT DIY harus mendapat perhatian serius oleh pemangku kepentingan (stake holders) termasuk Pemda, Perbankan dan BPD DIY API.

Sedangkan Suyatman Nainggolan mengatakan, seluruh pengurus diharapkan meningkatkan komunikasi dan memberikan informasi sehingga organisasi dapat merespon serta membantu memecahkan masalah yang muncul pada anggotanya.

Menurut Nainggolan, tugas pokok BPD API DIY adalah memberikan pelayanan kepada seluruh anggotanya. Tugas lainnya mendukung “Yogyakarta sebagai Kota Fashion Dunia” dan membantu menyiapkan pertemuan International Textile Manufacturer Federation (ITMF) dan International Apparel Federation (IAF) di Yogyakarta pada tahun ini. (*/lip)



There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *